ANALISIS PENGARUH UMUR SISWA DAN GENDER SISWA
TERHADAP NILAI SISWA
Uji asumsi klasik adalah persyaratan
statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis
ordinary least square (OLS). Uji asumsi klasik juga tidak perlu dilakukan untuk
analisis regresi linear yang bertujuan untuk menghitung nilai pada variabel
tertentu.
Uji
asumsi klasik yang sering digunakan yaitu uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas, uji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Tidak
ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang harus dipenuhi.
Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai contoh,
dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana yang
tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji tersebut, dan
setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah
nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan
dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji
histogram, uji normal P Plot, uji Chi Square, Skewness dan Kurtosis atau uji
Kolmogorov Smirnov.
2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah untuk melihat
ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas
dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di
antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap
variabel terikatnya menjadi terganggu.
Alat statistik yang sering dipergunakan untuk
menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor
(VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat
eigenvalues dan condition index (CI).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk
melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan
ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana
terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap atau disebut homoskedastisitas.
Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi)
dengan SRESID (nilai residualnya). Model yang baik didapatkan jika tidak
terdapat pola tertentu pada grafik, seperti mengumpul di tengah, menyempit
kemudian melebar atau sebaliknya melebar kemudian menyempit. Uji statistik yang
dapat digunakan adalah uji Glejser, uji Park atau uji White.
Analisis Pengaruh Umur Siswa dan Gender Siswa Terhadap Nilai Siswa
Maka,
Variabel Terikat( Dependent Variable) : Nilai siswa
Variabel bebas ( Independent Variable) : Umur siswa , Gender siswa.
DATA
1.Uji Normalitas
Dianalisis melalui grafik normal P-Plot
Titik-titik pada grafik mengikuti garis
diagonal dan tidak berada jauh dari garis. Sehingga data pada model ini “lulus” Uji Normalitas.
2.Uji Multikolinearitas
Tabel coeficient
Coefficientsa
|
||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
Collinearity Statistics
|
|||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
(Constant)
|
70,452
|
9,733
|
7,239
|
,000
|
||||
Umur
responden
|
,344
|
,509
|
,171
|
,675
|
,509
|
,689
|
1,451
|
|
Gender
responden
|
2,899
|
1,917
|
,383
|
1,512
|
,149
|
,689
|
1,451
|
|
a.
Dependent Variable: Nilai responden
|
Variabel umur siswa memiliki nilai tolerance=
0,689. Nilai tolerance >0,1
Nilai VIF=1,451. VIF<10
Sehingga, variabel umur siswa “lulus” Uji Multikolinearitas
3.Uji Heteroskedastisitas
Titik-titik pada grafik menyebar dan
tidak membentuk pola tertentu. Serta berada di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbuY. Maka data ini “lulus” Uji Heteroskedastisitas.
Sekian
Analisis Pengaruh Umur Siswa dan Gender Siswa Terhadap Nilai Siswa,
semoga
bermanfaat^^