Nostoc
Commune Sang Penyelamat
Klasifikasi
:
Kingdom
:
Monera
Divisi
: Cyanophyta
Kelas
: Cyanphyceae
Ordo
: Hormogonales
Famili
: Nostocaceae
Genus : Nostoc
Spesies
:
Nostoc commune
Dahulu
Genus Nostoc termasuk ke dalam
ganggang hijau biru atau yang disebut dengan Cyanophyta,saat ini menjadi ganggang biru yang disebut dengan Cyanobakteria. Nostoc memiliki bentuk seperti filament atau benang, dan akan
membentuk koloni seperti berbentuk bola dengan ukuran, bentuk, tekstur dan
warna yang bervariasi. Koloni yang berbentuk seperti bola mempunyai diameter
mulai dari 10 mm hingga mencapai 3cm. Koloni Nostoc memiliki warna hijau tua hingga kehitaman, hijau kekuningan
hingga cokelat. Satu filament Nostoc
tersusun dari trikom yang diselubungi oleh selaput gelatin. Trikom Nostoc tersusun dari kumpulan sel
vegetative. Sel vegetative yang menyusun trikoma dapat berdiferensiasi menjadi
sel heterokis dan sel alkinet. Sel heterokis pada Nostoc terletak di terminal atau interkalar filament. Nostoc dapat bereproduksi
melalu 5 cara yaitu fragmentasi, pembentukan hormogonia, sel heterokis, sel
alkinet, dan endospora. Umumnya bereproduksi dengan pembentukan hormogonia
melalui patahan filament Nostoc (Vashishta,
1999).
Nostoc
mempunyai spesies yaitu Nostoc commune.
Nostoc commune adalah mikroorganisme yang dapat menambat nitrogen dari
udara. Yang akan menerima peran dari pengikatan nitrogen ini yaitu manusia dan
makhluk hidup lainnya. Nostoc commune dapat hidup di perairan, daratan dan
tanah persawahan (Graham & Wilcok, 2000). Mengapa Nostoc commune dapat hidup di tanah persawahan? Karena lingkungan
tanah persawahan terdapat kebutuhan nutrisi yang mendukung Nostoc commune ini hidup, seperti
sinar matahari, suhu, air dan nutrient. Maka dari itu Nostoc commune lebih banyak ditemukan di
daerah tanah persawahan yang tergenang air dibandingkan tanah persawahan yang
tidak tergenang air (Roger & Kulasooriya, 1980). Fungsi dari Nostoc commune sebagai pengikatan
nitrogen dari udara dan hidup nya di tanah persawahan ini yang membuat Nostoc commune adalah sang penyelamat
bagi tanaman yang ada di tanah persawahan, seperti tanaman padi. Terdapat
factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, seperti keasaman
tanah, dan ketersediaan unsure hara. Unsure hara yang dibutuhkan tanaman padi
terdiri dari Nitrogen, fosfor dan kalium
yang merupakan unsure hara makro yang essensial bagi pertumbuhan tanaman padi.
Nitrogen merupakan komponen pembangun senyawa asam amino, amida, protein dan
beberapa zat pengatur tubuh yang terlibat dalam proses metabolisme sel tanaman
( Gardner dkk, 1991). Nitrogen berperan dalam proses pemanjangan dan pembelahan
sel ( De Datta, 1981). Nitrogen juga berperan meningkatkan pertumbuhan dan
percabangan akar (islami & Hutomo, 1995).
Nitrogen termasuk unsure hara yang mudah di translokasikan dalam
jaringan tanaman (Taiz & Zeiger, 2002).
Tanaman padi yang kekurangan nitrogen ditandai dengan gejala tanaman
kerdil, serta gejala daun tua yang menguning, tetapi daun muda tetap berwarna
hijau atau klorosis ( De Datta, 1981). Tanaman padi dalam pertumbuhannya
membutuhkan unsure hara salah satunya nitrogen, Sehingga Noctus commune sangat berperan sekali terhadap tanaman padi.
Proses
penambatan nitrogen dimulai dari reduksi feredoksin dan menghasilkan electron.
Electron hasil dari reduksi ferodoksin ditransfer ke protein Fe pada komplek
enzim nitrogenase. Setelah menerima electron, protein Fe kemudian tereduksi.
Electron hasil reduksi protein Fe akan di transfer ke protein Mo-Fe (Graham 7 Wilcok,
2000). Setelah menerima electron, protein Mo-Fe tereduksi. Electron dari
protein Mo-Fe selanjutnya ditransfer ke dinitrogen, yang masuk ke dalam sel
heterokis secara difusi. Dinitrogen kemudian akan tereduksi menjadi amonia (Graham
& Wilcok, 2000). Amonia selanjutnya diubah
menjadi glutamin di sel heterokis dan ditransportasikan ke sel-sel
vegetative Nostoc. Amonia selanjutnya terionisasi menjadi ion amonium
dan dikeluarkan ke lingkungan tanah(Adhikary & Patanaik, 2006). Amonium
yang dihasilkan Nostoc selanjutnya
akan diserap oleh tanaman melalui sel epidermis dan korteks akar , Nitrogen
dari dalam tanah berupa Amonium (Vaishampayan dkk,2001).
Daftar pustaka:
Adhikary, S.P & B. Pattanaik. Cyanobacterial biofertilizers for rice :
present status and future prospects. Dalam. Rai, M. K. (ed). Handbook of microbial biofertilizers. New
York: Haworth Press: 433-458. 2006.
De Datta, S.K. Principles
and practices of rice production. John Wiley and Sons. New York. 1981.
Gardner, F. P., R.B. Pearce &R.L. Mitchell. Fisiologi tanaman budidaya. Terj. Dari Physiology of crop plants, oleh Susilo,
H. Depok: UI Press.1991.
Graham, L.E. & L.W. Wilcox. Algae.Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River, New Jersey. 2000.
Islami, T. & W. H. Utomo. Hubungan tanah, air dan tanaman.Semarang: IKIP Semarang Press.
1995.
Roger, P.A & S.A. Kulasooriya. Blue green algae and rice. The International
Rice Research Institue: Philipina.1980.
Taiz, L & E Zeiger. Plant physiology. 3rd ed. Sinaner Associates, USA: 90
hlm. 2002.
Tjitrosoepomo, G. Taksonomi Tumbuhan(Spermathophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.1996.
Vaishampayan, A., R.P. Sinha, D.P. Hader, T. Dey,
A.K. Gupta, U. Bhan & A.L.Rao. 2001.Cyanobakterial
biofertilizers in rice agriculture. Botanical Review 67(4): 453-516.
Vashishta,
B R. Botany for degree students: Algae.
S. Ghand & CompanyLtd,New delhi. 1999.
Amanina, A, Mardlotillah. Pengaruh pemberian strain Nostoc CPG8, CPG24 dan CIM 7 terhadap pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Padi( Oriza sativa L.) varietas Ciherang. http://digital_20284575-S808-pengaruh pemberian.pdf.2011. Diakse pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2015 pukul 18:00 WIB.
Amanina, A, Mardlotillah. Pengaruh pemberian strain Nostoc CPG8, CPG24 dan CIM 7 terhadap pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Padi( Oriza sativa L.) varietas Ciherang. http://digital_20284575-S808-pengaruh pemberian.pdf.2011. Diakse pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2015 pukul 18:00 WIB.