Bakteri terhadap Penyakit
Cantengan
Apa itu cantengan?
Cantengan atau dalam bahasa kedokteran Paronychia adalah infeksi pada jaringan lunak yang ada disekitar
daerah kuku yang diakibatkan oleh bakteri atau kuman. Biasanya gejala pertama
terjadi pembengkakan dan berwarna merah, lama-kelamaan akan terjadi pengumpulan
nanah di bawah kuku atau kulit (abses), cantengan ini bila tidak di obati
langsung bisa menjadi penyakit akut atau kronis.
Mengapa bisa menjadi
penyakit akut atau kronis?
Cantengan
ini mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri Staphylococcus
aureus.
Pada cantengan, bakteri Staphylococcus aureus akan masuk ke dalam luka
yang terbuka. Luka adalah gangguan struktur kulit yang bisa mengakibatkan
gangguan pada kulit. Kejadian
luka dapat merusak kulit dan bahkan terhadap jaringan di bawah kulit. Kita
pernah mengalami luka, contohnya ketika terjatuh dari sepeda atau ketika
tersayat pisau yang berkarat, ada yang langsung membersihkan dan ada yang langsung
mengobatinya tetapi ada juga yang dibiarkan saja, mereka berpikir “nanti juga
sembuh sendiri”, itu adalah teori yang tidak benar. Luka yang timbul akan
menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit ,
Kerusakan kulit akan memudahkan masuknya bakteri ke jaringan di bawah kulit dan
mempermudah hilangnya produk-produk yang dihasilkan kulit untuk melawan bakterisehingga
kulit tidak dapat lagi melindungi struktur yang ada dibawahnya, jika luka
tersebut tidak langsung dibersihkan dan diobati, luka tersebut akan mengalami
infeksi. Infeksi pada luka disebabkan oleh kontaminasi oleh bakteri, salah
satunya bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan nanah sebab itu bakteri disebut bakteri piogenik. Pada
awal kejadian luka umumnya terbebas dari kolonisasi bakteri (penumpukan
bakteri). Namun, segera setelah ada jaringan yang mati dan muncul eksudat
(nanah), akan menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya bakteri.Perlu dilakukan
pencegahan terhadap masuknya bakteri dari tempat luka ke jaringan yang lebih
dalam dan pembuluh darah.
Penasaran dengan
bakteri Staphylococcus aureus?
Staphylococcus aureus
|
|
Domain:
|
|
Kingdom:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Order:
|
|
Keluarga:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
S. aureus
|
Staphylococcus aureus
|
Disinggung
dari sejarahnya, Staphylococcus
diamati oleh Pasteur dan Koch dan selanjutnya diteliti oleh Ogston dan
Rosenbach pada tahun 1880-an. Ogston memberikan nama genus Staphylococcus karena ia melihat pengamatan dari mikroskop,
bakteri ini membentuk seperti setangkai buah anggur, dan Rosenbach memberikan
nama spesies aureus karena pada biakan murni koloni bakteri ini memiliki pigmen
berwarna kuning tua (keemasan).
Bakteri
Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram-positif membentuk formasi rantai atau berpasangan. Gram
positif adalah pewarnaan bakteri dengan pewarna gram yang setelah dilihat
dengan menggunakan mikroskop bakteri tersebut akan berwarna ungu, karena
bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang sangat tebal dan
dinding selnya memiliki kandungan lemak sangat rendah. Contoh bakteri gram
positif Lactobacillus bulgaricus, Bacillus
thuringiensis, dan Staphylococcus
aureus. Jika dilihat di bawah mikroskop bakteri Staphylococcus
aureus berbentuk bulat tunggal berdiameter 0,7-1,2
μm, dan menghasilkan pigmen berwarna putih sampai berwarna kuning tua
(keemasan) berkelompok seperti buah anggur. Bakteri ini tidak membentuk spora,
bersifat aerob atau anaerob fakultatif, non-motil, koagulase dan katalase positif,
mampu memfermentasi mannitol serta mampu menjalankan dua macam metabolisme
yaitu respirasi maupun fermentasi. Bakteri Staphylococcus
aureus mempunyai komponen organic
sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.
Asam amino dibutuhkan sebagai sumber nitrogen sedangkan tiamin dan asam
nikotinat paling dibutuhkan diantara vitamin B lainnya. Pada kondisi
anaerob, bakteri Staphylococcus aureus sangat
membutuhkan urasil. Sedangkan pada kondisi aerob dan produksi enterotoksin maka
monosodium glutamate berperan sebagai C, N dan energy. Arigin merupakan asam
amono esensial yang dibutuhkan untuk produksi enteroksin B(Bennet dan
Monday dalam Militois dan Bier, 2003; Jay, 2000).
Apasih faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus??
Terdapat faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, yang pertama yaitu suhu. Bakteri Staphylococcus
aureus tumbuh pada kisaran suhu 4-48°C, dengan
suhu optimum pertumbuhan yaitu 37°C. Kisaran
pH pertumbuhan antara 4.5 hingga 9.3, dengan pH optimum 7.0-7.5 (Bennet dan
Monday, 2003). Berdasarkan aktivitas air (aw), stafilokoki mampu tumbuh pada
kadar aw yang lebih rendah dibandingkan dengan bakteri nonhalofilik lainnya.
Pertumbuhan stafilokoki tetap terjadi pada aw 0.83 yang merupakan kondisi di
bawah ideal untuk pertumbuhan kebanyakan bakteri. Kebanyakan galur-galur
Staphylococcus aureus mempunyai toleransi tinggi terhadap konsentrasi garam dan
gula. Bakteri ini masih dapat bertahan hidup pada konsentrasi natrium klorida
lebih dari 15% dan memiliki toleransi tinggi terhadap komponen-komponen seperti
telurit, merkuri klorida, neomycin, polymixin dan sodium azida, yang semuanya
dapat digunakan sebagai media selektif Staphylococcus aureus. Atmosfer
pada bakteri Staphylococcus aureus berkisar anaerobic hingga optimumnya
aerobic. Pada natrium klorida mempunyai kisaran 0-20% dan optimunya 0.5-0.4%
(Le Loir et al., 2003).
Apasih Peranannya dalam Penyakit?
Staphylococcus aureus bertanggung
jawab untuk banyak infeksi tetapi juga dapat terjadi sebagai komensal .
Kehadiran Staphylococcus aureus tidak selalu menunjukkan infeksi. Staphylococcus
aureus
dapat bertahan untuk berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, pada
permukaan lingkungan yang kering, tergantung pada ketegangannya.
Staphylococcus aureus dapat
menginfeksi jaringan ketika kulit atau mukosa hambatan telah dilanggar. Hal ini
dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi termasuk furunkel dan bisul
(koleksi furunkel).
Infeksi
Staphylococcus
aureus
dapat menyebar melalui kontak fisik dengan nanah dari luka yang terinfeksi,
kontak dari kulit-ke-kulit dengan orang yang terinfeksi dengan memproduksi hyaluronidase yang
menghancurkan jaringan, dan kontak dengan benda-benda seperti handuk, seprai,
pakaian, atau peralatan olahraga yang digunakan oleh orang yang terinfeksi. Infeksi
Staphylococcus
aureus
bisa parah. Prosthetic sendi menempatkan seseorang pada risiko tertentu seperti
septic arthritis , dan
staphylococcal endokarditis
(infeksi katup jantung) dan pneumonia.
Ini dia Pengobatan terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Pengobatan paronychia
(paronikia) akut ditentukan oleh tingkat peradangan. Jika abses (pengumpulan
nanah dibawah kuku dan kulit) tidak terbentuk, penggunaan kompres air hangat
dan merendamkan kulit yang terkena dalam larutan Burow (yaitu, aluminum asetat)
atau cuka mungkin efektif. Kasus ringan dapat diobati dengan krim antibiotik
atau dengan kombinasi antibiotik topikal dan kortikosteroid seperti betametason
(Diprolene) cukup aman dan efektif untuk pengobatan paronychia bakteri akut dan
tampaknya mempunyai keuntungan dibandingkan dengan antibiotik topikal saja.
Pada infeksi yang menetap,
dapat direndam dengan air hangat dan berikan pelindung pada bagian yang
sakit dengan menggunakan kasa dan perban. Anak yang menghisap jari dan pasien
yang menggigit jari diobati untuk melawan bakteri anaerob dengan terapi
antibiotik. Bagaimanapun, Staphylococcus dan Bakteriodes dapat
resisten terhadap antibiotik ini. Clindamisin dan kombinasi amoksisilin
clavulant efektif untuk melawan bakteri yang terisolasi.
Beberapa ahli
merekomendasikan kultur bakteri aerob dan anaerob pada paronychia berat sebelum
memulai terapi antibiotik. Ketika terdapat abses dilakukan usaha pembedahan.
Jika paronychia didiamkan, pus (nanah) mungkin menyebar pada daerah yang
berlawanan sehingga mengakibatkan terjadinya abses disekitar kuku. Jika sudah
terjadi kasus ini, maka kuku harus diekstraksi.
Untuk mengurangi resiko infeksi oleh kuman Staphylococcus
aureus adalah dengan mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang terluka,
mengurangi risiko terjadinya infeksi dan meminimalkan terbentuknya bekas luka
dengan cara melakukan beberapa tindakan dasar seperti mencuci tangan,
membersihkan luka, membersihkan kulit disekitar luka,
menutup luka, mengganti perban sesering mungkin dan pemakaian gel yang
mengandung antibiotic(Rigopoulus,2008).
Itu dia artikel tentang bakteri dengan
penyakit cantengan. Sekarang kalian sudah mengetahui bukan bahwa bakteri akan
menyerang kita ketika imun kita sedang lemah? Jadi harus tetap jaga kebersihan
dan respect terhadap tubuh kita. SEMOGA BERMANFAAT ^^
Daftar
Pustaka :
Rigopoulos
D, Larios G, Gregorious S. Acute and chronic paronychia. Am Fam
Physician.2008. Le
Loir, Y., Baron, F., & Gautier, M..“Staphylococcus aureusand
Food Poisoning”.
Genetic and
Molecular Research, 2(1): 63-76. 2003.
Monday,
S.R. and R.W. Bennet. Staphylococcus
aureus. Di dalam: Miliotis M.D. dan J.W. Bier. International Handbook of
Foodborne Pathogenes. Marcel Dekker, New York.2003.