Minggu, 07 Juni 2015

Bakteri Nostoc commune



Nostoc Commune Sang Penyelamat

Klasifikasi :
Kingdom                  : Monera
Divisi                        : Cyanophyta
Kelas                        : Cyanphyceae
Ordo                         : Hormogonales
Famili                       : Nostocaceae
Genus                       : Nostoc
Spesies                     : Nostoc commune

            Dahulu Genus Nostoc termasuk ke dalam ganggang hijau biru atau yang disebut dengan Cyanophyta,saat ini menjadi ganggang biru yang disebut dengan Cyanobakteria. Nostoc memiliki bentuk seperti filament atau benang, dan akan membentuk koloni seperti berbentuk bola dengan ukuran, bentuk, tekstur dan warna yang bervariasi. Koloni yang berbentuk seperti bola mempunyai diameter mulai dari 10 mm hingga mencapai 3cm. Koloni Nostoc memiliki warna hijau tua hingga kehitaman, hijau kekuningan hingga cokelat. Satu filament Nostoc tersusun dari trikom yang diselubungi oleh selaput gelatin. Trikom Nostoc tersusun dari kumpulan sel vegetative. Sel vegetative yang menyusun trikoma dapat berdiferensiasi menjadi sel heterokis dan sel alkinet. Sel heterokis pada Nostoc terletak di terminal atau interkalar filament. Nostoc dapat bereproduksi melalu 5 cara yaitu fragmentasi, pembentukan hormogonia, sel heterokis, sel alkinet, dan endospora. Umumnya bereproduksi dengan pembentukan hormogonia melalui patahan filament Nostoc (Vashishta, 1999).
            Nostoc mempunyai spesies yaitu Nostoc commune. Nostoc commune adalah mikroorganisme yang dapat menambat nitrogen dari udara. Yang akan menerima peran dari pengikatan nitrogen ini yaitu manusia dan makhluk hidup lainnya. Nostoc commune dapat hidup di perairan, daratan dan tanah persawahan (Graham & Wilcok, 2000). Mengapa Nostoc commune dapat hidup di tanah persawahan? Karena lingkungan tanah persawahan terdapat kebutuhan nutrisi yang mendukung Nostoc commune ini hidup, seperti  sinar matahari, suhu, air dan nutrient. Maka dari itu Nostoc commune lebih banyak ditemukan di daerah tanah persawahan yang tergenang air dibandingkan tanah persawahan yang tidak tergenang air (Roger & Kulasooriya, 1980). Fungsi dari Nostoc commune sebagai pengikatan nitrogen dari udara dan hidup nya di tanah persawahan ini yang membuat Nostoc commune adalah sang penyelamat bagi tanaman yang ada di tanah persawahan, seperti tanaman padi. Terdapat factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman padi, seperti keasaman tanah, dan ketersediaan unsure hara. Unsure hara yang dibutuhkan tanaman padi terdiri dari  Nitrogen, fosfor dan kalium yang merupakan unsure hara makro yang essensial bagi pertumbuhan tanaman padi. Nitrogen merupakan komponen pembangun senyawa asam amino, amida, protein dan beberapa zat pengatur tubuh yang terlibat dalam proses metabolisme sel tanaman ( Gardner dkk, 1991). Nitrogen berperan dalam proses pemanjangan dan pembelahan sel ( De Datta, 1981). Nitrogen juga berperan meningkatkan pertumbuhan dan percabangan akar (islami & Hutomo, 1995).  Nitrogen termasuk unsure hara yang mudah di translokasikan dalam jaringan tanaman (Taiz & Zeiger, 2002).  Tanaman padi yang kekurangan nitrogen ditandai dengan gejala tanaman kerdil, serta gejala daun tua yang menguning, tetapi daun muda tetap berwarna hijau atau klorosis ( De Datta, 1981). Tanaman padi dalam pertumbuhannya membutuhkan unsure hara salah satunya nitrogen, Sehingga Noctus commune sangat berperan sekali terhadap tanaman padi.


Proses penambatan nitrogen dimulai dari reduksi feredoksin dan menghasilkan electron. Electron hasil dari reduksi ferodoksin ditransfer ke protein Fe pada komplek enzim nitrogenase. Setelah menerima electron, protein Fe kemudian tereduksi. Electron hasil reduksi protein Fe akan di transfer ke protein Mo-Fe (Graham 7 Wilcok, 2000). Setelah menerima electron, protein Mo-Fe tereduksi. Electron dari protein Mo-Fe selanjutnya ditransfer ke dinitrogen, yang masuk ke dalam sel heterokis secara difusi. Dinitrogen kemudian akan tereduksi menjadi amonia (Graham & Wilcok, 2000). Amonia selanjutnya diubah  menjadi glutamin di sel heterokis dan ditransportasikan ke sel-sel vegetative Nostoc. Amonia  selanjutnya terionisasi menjadi ion amonium dan dikeluarkan ke lingkungan tanah(Adhikary & Patanaik, 2006). Amonium yang dihasilkan Nostoc selanjutnya akan diserap oleh tanaman melalui sel epidermis dan korteks akar , Nitrogen dari dalam tanah berupa Amonium (Vaishampayan dkk,2001).

Daftar pustaka:



Adhikary, S.P & B. Pattanaik. Cyanobacterial biofertilizers for rice : present status and future prospects. Dalam. Rai, M. K. (ed). Handbook of microbial biofertilizers. New York: Haworth Press: 433-458. 2006.
De Datta, S.K. Principles and practices of rice production. John Wiley and Sons. New York. 1981.
Gardner, F. P., R.B. Pearce &R.L. Mitchell. Fisiologi tanaman budidaya. Terj. Dari Physiology of crop plants, oleh Susilo, H. Depok: UI Press.1991.
Graham, L.E. & L.W. Wilcox. Algae.Prentice-Hall, Inc. Upper Saddle River, New Jersey. 2000.
Islami, T. & W. H. Utomo. Hubungan tanah, air dan tanaman.Semarang: IKIP Semarang Press. 1995.
Roger, P.A & S.A. Kulasooriya. Blue green algae and rice. The International Rice Research Institue: Philipina.1980.
Taiz, L & E Zeiger. Plant physiology. 3rd ed. Sinaner Associates, USA: 90 hlm. 2002.
Tjitrosoepomo, G. Taksonomi Tumbuhan(Spermathophyta). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.1996.
Vaishampayan, A., R.P. Sinha, D.P. Hader, T. Dey, A.K. Gupta, U. Bhan & A.L.Rao. 2001.Cyanobakterial biofertilizers in rice agriculture. Botanical Review 67(4): 453-516.
Vashishta, B R. Botany for degree students: Algae. S. Ghand & CompanyLtd,New delhi. 1999.
 Amanina, A, Mardlotillah. Pengaruh pemberian strain Nostoc CPG8, CPG24 dan CIM 7 terhadap pertumbuhan Vegetatif dan Generatif Tanaman Padi( Oriza sativa L.) varietas Ciherang. http://digital_20284575-S808-pengaruh pemberian.pdf.2011. Diakse pada hari Sabtu tanggal 6 Juni 2015 pukul 18:00 WIB.

Sabtu, 25 April 2015

Bakteri dan Penyakit Cantengan



Bakteri terhadap Penyakit Cantengan


Apa itu cantengan?                                                         
      Cantengan atau dalam bahasa kedokteran Paronychia adalah infeksi pada jaringan lunak yang ada disekitar daerah kuku yang diakibatkan oleh bakteri atau kuman. Biasanya gejala pertama terjadi pembengkakan dan berwarna merah, lama-kelamaan akan terjadi pengumpulan nanah di bawah kuku atau kulit (abses), cantengan ini bila tidak di obati langsung bisa menjadi penyakit akut atau kronis.
 
Mengapa bisa menjadi penyakit akut atau kronis?
     Cantengan ini mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Pada cantengan, bakteri Staphylococcus aureus akan masuk ke dalam luka yang terbuka. Luka adalah gangguan struktur kulit yang bisa mengakibatkan gangguan pada kulit. Kejadian luka dapat merusak kulit dan bahkan terhadap jaringan di bawah kulit. Kita pernah mengalami luka, contohnya ketika terjatuh dari sepeda atau ketika tersayat pisau yang berkarat, ada yang langsung membersihkan dan ada yang langsung mengobatinya tetapi ada juga yang dibiarkan saja, mereka berpikir “nanti juga sembuh sendiri”, itu adalah teori yang tidak benar. Luka yang timbul akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit , Kerusakan kulit akan memudahkan masuknya bakteri ke jaringan di bawah kulit dan mempermudah hilangnya produk-produk yang dihasilkan kulit untuk melawan bakterisehingga kulit tidak dapat lagi melindungi struktur yang ada dibawahnya, jika luka tersebut tidak langsung dibersihkan dan diobati, luka tersebut akan mengalami infeksi. Infeksi pada luka disebabkan oleh kontaminasi oleh bakteri, salah satunya bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan nanah sebab itu bakteri disebut bakteri piogenik. Pada awal kejadian luka umumnya terbebas dari kolonisasi bakteri (penum­pukan bakteri). Namun, segera setelah ada jaringan yang mati dan muncul eksudat (nanah), akan menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya bakteri.Perlu dilakukan pencegahan terhadap masuknya bakteri dari tempat luka ke jaringan yang lebih dalam dan pembuluh darah.

Penasaran dengan bakteri Staphylococcus aureus?
Staphylococcus aureus


Domain:
Kingdom:
Filum:
Kelas:
Order:
Keluarga:
Genus:
Spesies:
S. aureus
Staphylococcus aureus

      Disinggung dari sejarahnya, Staphylococcus diamati oleh Pasteur dan Koch dan selanjutnya diteliti oleh Ogston dan Rosenbach pada tahun 1880-an. Ogston memberikan nama genus Staphylococcus  karena ia melihat pengamatan dari mikroskop, bakteri ini membentuk seperti setangkai buah anggur, dan Rosenbach memberikan nama spesies aureus  karena pada biakan murni koloni bakteri ini memiliki pigmen berwarna kuning tua (keemasan).

Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram-positif membentuk formasi rantai atau berpasangan. Gram positif adalah pewarnaan bakteri dengan pewarna gram yang setelah dilihat dengan menggunakan mikroskop bakteri tersebut akan berwarna ungu, karena bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang sangat tebal dan dinding selnya memiliki kandungan lemak sangat rendah. Contoh bakteri gram positif Lactobacillus bulgaricus, Bacillus thuringiensis, dan Staphylococcus aureus.  Jika dilihat di bawah mikroskop bakteri Staphylococcus aureus  berbentuk bulat tunggal berdiameter 0,7-1,2 μm, dan menghasilkan pigmen berwarna putih sampai berwarna kuning tua (keemasan) berkelompok seperti buah anggur. Bakteri ini tidak membentuk spora, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, non-motil, koagulase dan katalase positif, mampu memfermentasi mannitol serta mampu menjalankan dua macam metabolisme yaitu respirasi maupun fermentasi. Bakteri Staphylococcus aureus mempunyai komponen organic sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.  Asam amino dibutuhkan sebagai sumber nitrogen sedangkan tiamin dan asam nikotinat paling dibutuhkan diantara vitamin B lainnya. Pada kondisi anaerob,  bakteri Staphylococcus aureus sangat membutuhkan urasil. Sedangkan pada kondisi aerob dan produksi enterotoksin maka monosodium glutamate berperan sebagai C, N dan energy. Arigin merupakan asam amono esensial yang dibutuhkan untuk produksi enteroksin B(Bennet dan Monday dalam Militois dan Bier, 2003; Jay, 2000).

Apasih faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus??     
     Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, yang pertama yaitu suhu. Bakteri Staphylococcus aureus tumbuh  pada kisaran suhu 4-48°C, dengan suhu optimum pertumbuhan yaitu 37°C.  Kisaran pH pertumbuhan antara 4.5 hingga 9.3, dengan pH optimum 7.0-7.5 (Bennet dan Monday, 2003). Berdasarkan aktivitas air (aw), stafilokoki mampu tumbuh pada kadar aw yang lebih rendah dibandingkan dengan bakteri nonhalofilik lainnya. Pertumbuhan stafilokoki tetap terjadi pada aw 0.83 yang merupakan kondisi di bawah ideal untuk pertumbuhan kebanyakan bakteri. Kebanyakan galur-galur Staphylococcus aureus mempunyai toleransi tinggi terhadap konsentrasi garam dan gula. Bakteri ini masih dapat bertahan hidup pada konsentrasi natrium klorida lebih dari 15% dan memiliki toleransi tinggi terhadap komponen-komponen seperti telurit, merkuri klorida, neomycin, polymixin dan sodium azida, yang semuanya dapat digunakan sebagai media selektif Staphylococcus aureus. Atmosfer pada bakteri Staphylococcus aureus berkisar anaerobic hingga optimumnya aerobic. Pada natrium klorida mempunyai kisaran 0-20% dan optimunya 0.5-0.4% (Le Loir et al., 2003).
Apasih Peranannya dalam Penyakit?

     Staphylococcus aureus bertanggung jawab untuk banyak infeksi tetapi juga dapat terjadi sebagai komensal . Kehadiran Staphylococcus aureus tidak selalu menunjukkan infeksi. Staphylococcus aureus dapat bertahan untuk berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, pada permukaan lingkungan yang kering, tergantung pada ketegangannya.
Staphylococcus aureus dapat menginfeksi jaringan ketika kulit atau mukosa hambatan telah dilanggar. Hal ini dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi termasuk furunkel dan bisul (koleksi furunkel).
Infeksi Staphylococcus aureus dapat menyebar melalui kontak fisik dengan nanah dari luka yang terinfeksi, kontak dari kulit-ke-kulit dengan orang yang terinfeksi dengan memproduksi hyaluronidase yang menghancurkan jaringan, dan kontak dengan benda-benda seperti handuk, seprai, pakaian, atau peralatan olahraga yang digunakan oleh orang yang terinfeksi. Infeksi Staphylococcus aureus bisa parah. Prosthetic sendi menempatkan seseorang pada risiko tertentu seperti septic arthritis , dan staphylococcal endokarditis (infeksi katup jantung) dan pneumonia.

Ini dia Pengobatan terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Pengobatan paronychia (paronikia) akut ditentukan oleh tingkat peradangan. Jika abses (pengumpulan nanah dibawah kuku dan kulit) tidak terbentuk, penggunaan kompres air hangat dan merendamkan kulit yang terkena dalam larutan Burow (yaitu, aluminum asetat) atau cuka mungkin efektif. Kasus ringan dapat diobati dengan krim antibiotik atau dengan kombinasi antibiotik topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) cukup aman dan efektif untuk pengobatan paronychia bakteri akut dan tampaknya mempunyai keuntungan dibandingkan dengan antibiotik topikal saja.
Pada infeksi yang menetap, dapat direndam dengan air hangat dan berikan pelindung pada bagian  yang sakit dengan menggunakan kasa dan perban. Anak yang menghisap jari dan pasien yang menggigit jari diobati untuk melawan bakteri anaerob dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun, Staphylococcus dan Bakteriodes dapat resisten terhadap antibiotik ini. Clindamisin dan kombinasi amoksisilin clavulant efektif untuk melawan bakteri yang terisolasi.
Beberapa ahli merekomendasikan kultur bakteri aerob dan anaerob pada paronychia berat sebelum memulai terapi antibiotik. Ketika terdapat abses dilakukan usaha pembedahan. Jika paronychia didiamkan, pus (nanah) mungkin menyebar pada daerah yang berlawanan sehingga mengakibatkan terjadinya abses disekitar kuku. Jika sudah terjadi kasus ini, maka kuku harus diekstraksi.
Untuk mengurangi resiko infeksi oleh kuman Staphylococcus aureus adalah dengan mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang terluka, mengurangi risiko terjadinya infeksi dan meminimalkan terbentuknya bekas luka dengan cara melakukan beberapa tindakan dasar seperti mencuci tangan, membersihkan luka, membersihkan kulit disekitar luka, menutup luka, mengganti perban sesering mungkin dan pemakaian gel yang mengandung antibiotic(Rigopoulus,2008).
Itu dia artikel tentang bakteri dengan penyakit cantengan. Sekarang kalian sudah mengetahui bukan bahwa bakteri akan menyerang kita ketika imun kita sedang lemah? Jadi harus tetap jaga kebersihan dan respect terhadap tubuh kita. SEMOGA BERMANFAAT ^^

Daftar Pustaka :
Rigopoulos D, Larios G, Gregorious S. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician.2008. Le Loir, Y., Baron, F., & Gautier, M..“Staphylococcus aureusand Food Poisoning”. Genetic and  Molecular Research, 2(1): 63-76. 2003.



Monday, S.R. and R.W. Bennet. Staphylococcus aureus. Di dalam: Miliotis M.D. dan J.W. Bier. International Handbook of Foodborne Pathogenes. Marcel Dekker, New York.2003.