Jumat, 24 April 2015

Bakteri dan Penyakit Cantengan

Bakteri terhadap Penyakit Cantengan




Apa itu cantengan?                                                         
      Cantengan atau dalam bahasa kedokteran Paronychia adalah infeksi pada jaringan lunak yang ada disekitar daerah kuku yang diakibatkan oleh bakteri atau kuman. Biasanya gejala pertama terjadi pembengkakan dan berwarna merah, lama-kelamaan akan terjadi pengumpulan nanah di bawah kuku atau kulit (abses), cantengan ini bila tidak di obati langsung bisa menjadi penyakit akut atau kronis.
 
Mengapa bisa menjadi penyakit akut atau kronis?

     Cantengan ini mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri, yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Pada cantengan, bakteri Staphylococcus aureus akan masuk ke dalam luka yang terbuka. Luka adalah gangguan struktur kulit yang bisa mengakibatkan gangguan pada kulit. Kejadian luka dapat merusak kulit dan bahkan terhadap jaringan di bawah kulit. Kita pernah mengalami luka, contohnya ketika terjatuh dari sepeda atau ketika tersayat pisau yang berkarat, ada yang langsung membersihkan dan ada yang langsung mengobatinya tetapi ada juga yang dibiarkan saja, mereka berpikir “nanti juga sembuh sendiri”, itu adalah teori yang tidak benar. Luka yang timbul akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada kulit , Kerusakan kulit akan memudahkan masuknya bakteri ke jaringan di bawah kulit dan mempermudah hilangnya produk-produk yang dihasilkan kulit untuk melawan bakterisehingga kulit tidak dapat lagi melindungi struktur yang ada dibawahnya, jika luka tersebut tidak langsung dibersihkan dan diobati, luka tersebut akan mengalami infeksi. Infeksi pada luka disebabkan oleh kontaminasi oleh bakteri, salah satunya bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri Staphylococcus aureus menghasilkan nanah sebab itu bakteri disebut bakteri piogenik. Pada awal kejadian luka umumnya terbebas dari kolonisasi bakteri (penum­pukan bakteri). Namun, segera setelah ada jaringan yang mati dan muncul eksudat (nanah), akan menjadi tempat yang subur untuk tumbuhnya bakteri.Perlu dilakukan pencegahan terhadap masuknya bakteri dari tempat luka ke jaringan yang lebih dalam dan pembuluh darah.


Penasaran dengan bakteri Staphylococcus aureus?





Staphylococcus aureus


















Domain:






Kingdom:






Filum:






Kelas:






Order:






Keluarga:






Genus:






Spesies:


S. aureus








Staphylococcus aureus




      Disinggung dari sejarahnya, Staphylococcus diamati oleh Pasteur dan Koch dan selanjutnya diteliti oleh Ogston dan Rosenbach pada tahun 1880-an. Ogston memberikan nama genus Staphylococcus  karena ia melihat pengamatan dari mikroskop, bakteri ini membentuk seperti setangkai buah anggur, dan Rosenbach memberikan nama spesies aureus  karena pada biakan murni koloni bakteri ini memiliki pigmen berwarna kuning tua (keemasan).


Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram-positif membentuk formasi rantai atau berpasangan. Gram positif adalah pewarnaan bakteri dengan pewarna gram yang setelah dilihat dengan menggunakan mikroskop bakteri tersebut akan berwarna ungu, karena bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang sangat tebal dan dinding selnya memiliki kandungan lemak sangat rendah. Contoh bakteri gram positif Lactobacillus bulgaricus, Bacillus thuringiensis, dan Staphylococcus aureus.  Jika dilihat di bawah mikroskop bakteri Staphylococcus aureus  berbentuk bulat tunggal berdiameter 0,7-1,2 μm, dan menghasilkan pigmen berwarna putih sampai berwarna kuning tua (keemasan) berkelompok seperti buah anggur. Bakteri ini tidak membentuk spora, bersifat aerob atau anaerob fakultatif, non-motil, koagulase dan katalase positif, mampu memfermentasi mannitol serta mampu menjalankan dua macam metabolisme yaitu respirasi maupun fermentasi. Bakteri Staphylococcus aureus mempunyai komponen organic sebagai nutrisi untuk pertumbuhannya.  Asam amino dibutuhkan sebagai sumber nitrogen sedangkan tiamin dan asam nikotinat paling dibutuhkan diantara vitamin B lainnya. Pada kondisi anaerob,  bakteri Staphylococcus aureus sangat membutuhkan urasil. Sedangkan pada kondisi aerob dan produksi enterotoksin maka monosodium glutamate berperan sebagai C, N dan energy. Arigin merupakan asam amono esensial yang dibutuhkan untuk produksi enteroksin B(Bennet dan Monday dalam Militois dan Bier, 2003; Jay, 2000).


Apasih faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus??     

     Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, yang pertama yaitu suhu. Bakteri Staphylococcus aureus tumbuh  pada kisaran suhu 4-48°C, dengan suhu optimum pertumbuhan yaitu 37°C.  Kisaran pH pertumbuhan antara 4.5 hingga 9.3, dengan pH optimum 7.0-7.5 (Bennet dan Monday, 2003). Berdasarkan aktivitas air (aw), stafilokoki mampu tumbuh pada kadar aw yang lebih rendah dibandingkan dengan bakteri nonhalofilik lainnya. Pertumbuhan stafilokoki tetap terjadi pada aw 0.83 yang merupakan kondisi di bawah ideal untuk pertumbuhan kebanyakan bakteri. Kebanyakan galur-galur Staphylococcus aureus mempunyai toleransi tinggi terhadap konsentrasi garam dan gula. Bakteri ini masih dapat bertahan hidup pada konsentrasi natrium klorida lebih dari 15% dan memiliki toleransi tinggi terhadap komponen-komponen seperti telurit, merkuri klorida, neomycin, polymixin dan sodium azida, yang semuanya dapat digunakan sebagai media selektif Staphylococcus aureus. Atmosfer pada bakteri Staphylococcus aureus berkisar anaerobic hingga optimumnya aerobic. Pada natrium klorida mempunyai kisaran 0-20% dan optimunya 0.5-0.4% (Le Loir et al., 2003).

Apasih Peranannya dalam Penyakit?



     Staphylococcus aureus bertanggung jawab untuk banyak infeksi tetapi juga dapat terjadi sebagai komensal . Kehadiran Staphylococcus aureus tidak selalu menunjukkan infeksi. Staphylococcus aureus dapat bertahan untuk berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan, pada permukaan lingkungan yang kering, tergantung pada ketegangannya.

Staphylococcus aureus dapat menginfeksi jaringan ketika kulit atau mukosa hambatan telah dilanggar. Hal ini dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi termasuk furunkel dan bisul (koleksi furunkel).

Infeksi Staphylococcus aureus dapat menyebar melalui kontak fisik dengan nanah dari luka yang terinfeksi, kontak dari kulit-ke-kulit dengan orang yang terinfeksi dengan memproduksi hyaluronidase yang menghancurkan jaringan, dan kontak dengan benda-benda seperti handuk, seprai, pakaian, atau peralatan olahraga yang digunakan oleh orang yang terinfeksi. Infeksi Staphylococcus aureus bisa parah. Prosthetic sendi menempatkan seseorang pada risiko tertentu seperti septic arthritis , dan staphylococcal endokarditis (infeksi katup jantung) dan pneumonia.


Ini dia Pengobatan terhadap Bakteri Staphylococcus aureus

Pengobatan paronychia (paronikia) akut ditentukan oleh tingkat peradangan. Jika abses (pengumpulan nanah dibawah kuku dan kulit) tidak terbentuk, penggunaan kompres air hangat dan merendamkan kulit yang terkena dalam larutan Burow (yaitu, aluminum asetat) atau cuka mungkin efektif. Kasus ringan dapat diobati dengan krim antibiotik atau dengan kombinasi antibiotik topikal dan kortikosteroid seperti betametason (Diprolene) cukup aman dan efektif untuk pengobatan paronychia bakteri akut dan tampaknya mempunyai keuntungan dibandingkan dengan antibiotik topikal saja.

Pada infeksi yang menetap, dapat direndam dengan air hangat dan berikan pelindung pada bagian  yang sakit dengan menggunakan kasa dan perban. Anak yang menghisap jari dan pasien yang menggigit jari diobati untuk melawan bakteri anaerob dengan terapi antibiotik. Bagaimanapun, Staphylococcus dan Bakteriodes dapat resisten terhadap antibiotik ini. Clindamisin dan kombinasi amoksisilin clavulant efektif untuk melawan bakteri yang terisolasi.

Beberapa ahli merekomendasikan kultur bakteri aerob dan anaerob pada paronychia berat sebelum memulai terapi antibiotik. Ketika terdapat abses dilakukan usaha pembedahan. Jika paronychia didiamkan, pus (nanah) mungkin menyebar pada daerah yang berlawanan sehingga mengakibatkan terjadinya abses disekitar kuku. Jika sudah terjadi kasus ini, maka kuku harus diekstraksi.

Untuk mengurangi resiko infeksi oleh kuman Staphylococcus aureus adalah dengan mengembalikan fungsi dari bagian tubuh yang terluka, mengurangi risiko terjadinya infeksi dan meminimalkan terbentuknya bekas luka dengan cara melakukan beberapa tindakan dasar seperti mencuci tangan, membersihkan luka, membersihkan kulit disekitar luka, menutup luka, mengganti perban sesering mungkin dan pemakaian gel yang mengandung antibiotic(Rigopoulus,2008).

Itu dia artikel tentang bakteri dengan penyakit cantengan. Sekarang kalian sudah mengetahui bukan bahwa bakteri akan menyerang kita ketika imun kita sedang lemah? Jadi harus tetap jaga kebersihan dan respect terhadap tubuh kita. SEMOGA BERMANFAAT ^^



Daftar Pustaka :
Rigopoulos D, Larios G, Gregorious S. Acute and chronic paronychia. Am Fam Physician.2008. Le Loir, Y., Baron, F., & Gautier, M..“Staphylococcus aureusand Food Poisoning”. Genetic and  Molecular Research, 2(1): 63-76. 2003.

Monday, S.R. and R.W. Bennet. Staphylococcus aureus. Di dalam: Miliotis M.D. dan J.W. Bier. International Handbook of Foodborne Pathogenes. Marcel Dekker, New York.2003.


8 komentar:

  1. artikel yang menarik :) sangat bermanfaat dalam pengetahuan dan membantu kepada pembaca yang sedang terkena cantengan. lewat artikel ini pun kita bisa tahu penyebab penyakit cantengan, bahkan sampai cara mengatasinya.. memang pada dasarnya kita tidak boleh menomerduakan kebersihan, karena bisa berakibat ke penyakit-penyakit..
    saya membaca artikel lain tentang cara penyembuhan penyakit tersebut dengan cara herbal http://obatcantengan.com/cara-menyembuhkan-penyakit-cantengan-secara-alami/ pastinya tidak membutuhkan biaya mahal.. adapun cara medis untuk menghilangkannya, pertama apabila infeksi menyebar pada satu sisi maka dapat dilakukan dengan memotong separuh kuku pada bagian yang sakit, namun bila infeksi menyebar keseluruh bagian maka dapat dilakukan dengan mencabut atau mengangkat kuku seluruhnya pada bagian yang sakit http://edisicetak.joglosemar.co/berita/cantengan-perlu-dibedah-54177.html sekian tambahan dari saya ayu :)

    BalasHapus
  2. Terima kasih Ayu bertambah laagi pengetahuan saya mengenai informasi penyebab cantengan ini. Saya ingin menambahkan sedikit yaa Ayu mengenai penyakit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Dari literatur yang telah saya baca Staphylococcus aureus dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya toxic shock syndrome. Toxic shock syndrome adalah penyakit yang disebabkan oleh racun yang dikeluarkan oleh bakteri Staphylococcus aureus tumbuh di bawah kondisi di mana ada sedikit atau tidak ada oksigen. Toxic shock syndrome yang ditandai dengan demam mendadak tinggi, muntah, diare, dan nyeri otot, diikuti dengan tekanan darah rendah (hipotensi), yang dapat menyebabkan shock dan kematian. Mungkin ada ruam menyerupai terbakar sinar matahari, dengan mengupas kulit. Toxic shock syndrome adalah awalnya digambarkan dan masih terjadi terutama pada wanita menstruasi menggunakan tampon. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam laman berikut http://gosehat.com/staph-infeksi-staphylococcus-aureus semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  3. Artikel ini menambah wawasan buat kita tentunya . Banyak sekali penyebab dari bakteri Staphylococcus aureus ini selain cantengan tentunya :) Tidak ada pilihan lain, kuku penyebab cantengan harus dipotong. Jika terlanjur ada infeksi, maka infeksinya harus disembuhkan dengan pemberian antibiotik sesuai petunjuk dokter.
    diperlukan juga obat untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
    Obat antibiotik yang diperlukan golongan penisilin seperti amoksisilin (Amoxsan, Kalmoxillin, Penmox) Selain itu, Clindamycin (Cinmas, Climadan, Clinjos) juga
    Antibiotik golongan quinolon seperti Ciprofloxacin (Baquinor, Renator, Ciflos)
    Jika penyebab infeksi adalah jamur, maka pemberian obat anti jamur seperti ketokonazol (Mycoral, Nizoral) dapat diberikan sekali sehari, diminum setelah makan mungkin. Bisa dibaca ya di http://teguhiw.me/%EF%BB%BFinfeksi-kuku-cantengan-atau-paronikia/
    Perlu ditambahkan lagi tentang faktor penyebab Paronychia Kronis dan Paronychia Akut dicek di http://allergycliniconline.com/tag/alergi-kulit/
    serta bagaimana penatalaksaan Paronychia serta pencegahannya lihat di http://www.indramuhtadi.com/scripts-2011/topik-ke-55-paronychia .
    Semoga bermanfaat ya :)

    BalasHapus
  4. Artikel yang bagus Ayu :) ternyata lagi-lagi yang menyebabkan penyakit itu salahsatunya bakteri, Cantengan menjadi hal umum yang sering terjadi pada masyarakat Indonesia, namun adanya berbagai penyakit Allah SWT, telah memberikan penawarnya penyembuhnya salah satunya dengan tanaman-tanaman yang Allah ciptakan yang tersebar dimuka bumi ini.
    Sedikit menambahkan ya Ayu, penyakit cantengan ini dapat disembuhkan dengan menggunakan tanaman pacar air, mengapa demikian? karena tanaman pacar air ini khususnya pada bagian daunnya memiliki senyawa yang terkandung didalamnya yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab cantengan dan bakteri lainnya seperti Pseudomonas aeruginosa.
    Nah, dapat dilihat pada link repository.unhas.ac.id/.../JURNAL%20GABY%20MAULIDA%20NURD...
    Terimakasih Ayu, semoga bermanfaat :)

    BalasHapus
  5. artikel yang ayu buat sangat komunikatif sekali, ternyata cantengan bukan hanya disebabkan karena pola hidup yang tidak bersih khususnya kebersihan jari-jari kaki dan tangan tetapi juga karena bakteri yang menginfeksi luka yaitu Staphylococcus aureus. cara alami untuk penyembuhan cantengan ini bisa dibuka disini http://obatcantengan.com/cara-menyembuhkan-penyakit-cantengan-secara-alami/. semoga bermanfaat

    BalasHapus
  6. artikel yang menarik sekali ayuu dan mungkin di antara kita pernah mengalami cantengan tersebut.. jujur saya sendiri masih sulit membedakan apakah cantengan itu sama dengan kutu air atau tidak karena tempatnya sama-sama di daerah jempol kaki hhehe..
    tapi disini saya ingin memberikan informasi berkaitan dengan pengobatan penyakit cantengan secara alami yakni salah satunya dengan daun pacar dan daun dewa, untuk lebih lengkapnya lagi cara membuat obat alami tersebut dapat dilihat di web ini ya http://obatcantengan.com/cara-menyembuhkan-penyakit-cantengan-secara-alami/

    terimakasih ayuu :)

    BalasHapus
  7. artikel yang ayu buat sangat menarik, cantengan juga dapat di akibatkan oleh cara memotong kuku yang salah. Terkadang ada sisa kuku di tepi saat memotongnya, dan saat kuku tumbuh ujung kuku bagian tepi melukai daerah kulit sehingga menyebabkan luka dan bakteri dan jamur bisa masuk kedalam dan terjadi infeksi.
    Saat membersihkan kuku yang kurang tepat terjadi luka daerah kulit sekitar kuku kemudian luka tersebut dapat menjadi jalan masuk bakteri dan terjadi infeksi . selebihnya dapat di lihat di http://first-treatment.blogspot.com/2013/03/penanganan-dan-pencegahan-cantengan.html . terimakasih, semoga bermanfaat :-)

    BalasHapus
  8. waah ayu terima kasih ya atas artikelnya yang sangat bermanfaat, setuju banget sama pendapat saudari ana, evin dan teman yang lainnya,kalau kita sudah seharusnya menjaga kebersihan diri dan bila bagian tubuh kita ada yang terluka harus segera diobati, jangan menganggap remeh walaupun luka itu kecil ya...karena hal yang kecil mungkin dapat menjadi hal yang besar juga...untuk memperkuat mengenai artikel ayu, liya mau nambahin bahwa bahwa selain cantengan terdapat beberapa penyakit infeksi yang disebabkan oleh S. aureus antara lain bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yang lebih berat diantaranya pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksi saluran kemih, osteomielitis, dan endokarditis. S. aureus juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sindroma syok toksik. S. aureus dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya tersebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat ekstraseluler. Berbagai zat yang berperan sebagai faktor virulensi dapat berupa protein, termasuk enzim dan toksin, contohnya katalase, koagulase, hemolisin, leukodisin, toksin eksfoliatif. Untuk pengobatan S. aureus dilakukan melalui pemberian antibiotik, yang disertai dengan tindakan bedah, baik berupa pengeringan abses maupun nekrotomi. Untuk lebih jelasnya dapat dibaca pada sumber berikut
    http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2011/09/pustaka_unpad_staphylococcus.pdf Terima Kasih Ayu

    BalasHapus